Untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya Kabupaten Kudus tersebut, Pemkab Kudus menggelar visualisasi tradisi Dandangan di Alun-alun Kota Kudus, Rabu (17/6). Sebanyak 350 warga yang tergabung dalam 21 kelompok ikut meramaikan kirab sebagai penanda datangnya awal Ramadhan. 

Kodim Kudus selaku pemangku wilayah turut mensukseskan dan mengamankan jalannya Kirab budaya dan visualisasi tradisi dandangan tersebut. Ribuan warga memadati pinggir jalan sepanjang rute kirab yang berakhir di Alun-alun Kota Kudus. Sejumlah pejabat forkopinda Kab Kudus termasuk Komandan Kodim 0722/Kudus Letnan Kolonel Arh M.Ibnu Sukelan, anggota DPRD, kepala desa/lurah tak ketinggalan hadir.

“Pengamanan dalam kegiatan ini hampir melibatkan semua elemen masyarakat, ini diharapkan bisa menjadi tradisi toleransi beragama serta menjaga situasi keamanan dan kamtibmas”, kata Komandan Kodim.

Puncak kirab ditandai pengumuman waktu awal Ramadan oleh dua tokoh yang memerankan Sunan Kudus dan Sunan Muria, serta pemukulan bedug oleh Bupati Kudus Musthofa.Bupati Kudus Musthofa dalam sambutannya berharap kirab visualisasi tradisi Dandangan membawa kebaikan bagi masyarakat Kudus. 

Setiap menyambut 1 Ramadhan, di Kudus selalu digelar Dandangan, sebuah tradisi yang berasal dari masa Kanjeng Sunan Kudus. Sejatinya, dandangan adalah peristiwa pengumuman tentang awal bulan Ramadhan oleh Sunan Kudus yang ditandai dengan pemukulan bedhug yang berbunyi "dang...dang...dang". Dandangan pertama kali digelar pada tahun 1459 Hijriah, atau sekitar tahun 454 -an. Masyarakat Kudus berkumpul di depan Menara Masjid Al Aqsha yang kini populer dengan sebutan Masjid Menara Kudus, menunggu pengumuman awal puasa Ramadhan dari Syeikh Dja'far Sodiq atau Sunan Kudus. Setelah keputusan awal puasa itu disampaikan oleh Kanjeng Sunan Kudus, maka dipukullah bedug di Masjid Menara Kudus, "dang-dang-dang" begitu bunyinya. Dari suara bedug itulah, istilah “dandangan” lahir.
Axact

Kodim 0722/Kudus

Berbuat Terbaik Berani Tulus Ikhlas

Post A Comment:

0 comments: